‘Taksi Tanpa Awak’ Merajalela di China, Gimana Nasib Driver Online?
Apollo Go berencana untuk mengoperasikan 1.000 robotaxi di Wuhan pada akhir tahun ini dan ingin berkembang ke 100 kota pada tahun 2030.
Pony.ai, yang didukung oleh Toyota Motor dari Jepang, saat ini mengoperasikan 300 robotaxi. Perusahaan tersebut berencana untuk mengoperasikan 1.000 robotaxi pada tahun 2026.
Vice President Pony.ai menyatakan bahwa robotaxi membutuhkan waktu 5 tahun untuk mencapai profitabilitas yang berkelanjutan, setelah itu perusahaan akan berkembang secara masif.
WeRide dikenal sebagai perusahaan yang mengoperasikan taksi otomatis, bus, dan kendaraan penyapu jalan. Sementara AutoX, yang didukung oleh Alibaba Group, telah beroperasi di Beijing dan Shangai. Sedangkan SAIC sudah mengoperasikan robotaxi sejak akhir tahun 2021.
“Kami melihat adanya percepatan di China. Kini percepatan itu digenjot dengan penerbitan izin,” kata Managing Director Boston Consulting Group, Augustin Wegscheider.
“AS bersikap lebih bertahap untuk penerapan taksi otomatis,” kata dia.
Waymo, yang merupakan anak perusahaan dari Alphabet, adalah satu-satunya perusahaan yang mengoperasikan robotaxi di AS. Saat ini, perusahaan tersebut telah memiliki 1.000 kendaraan di San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix.
Sumber mengatakan bahwa perusahaan tersebut berencana untuk memperluas operasionalnya dengan ribuan kendaraan dalam waktu dekat.
Cruise, yang didukung oleh General Motors, mengulangi uji coba pada bulan April setelah salah satu kendaraan menabrak pejalan kaki pada tahun sebelumnya.
Cruise menyatakan bahwa operasional mereka akan difokuskan pada tiga kota dan sangat memprioritaskan keamanan. Sementara Waymo tidak memberikan tanggapan terkait fenomena ini.
“Ada perbedaan signifikan soal keamanan di China dan AS. Pengembang robotaxi dicerca masalah keamanan yang lebih tinggi di AS,” kata mantan CEO Waymo John Krafcik.
Secara keseluruhan, robotaxi juga menghadapi isu keamanan di China, namun otoritas lebih fleksibel dalam memberikan izin uji coba demi mendukung tujuan ekonomi. China memiliki 7 juta sopir online yang terdaftar, jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 4,4 juta dua tahun yang lalu.
Tinggalkan Balasan